Baru beberapa waktu belakangan aku melakukan mute pesan whatsapp dari seorang teman. Betapa tidak, di saat aku sedang repot mengerjakan beberapa deadline sekaligus--I know that sometimes aku terlalu keras pada diriku sendiri--, dia dengan seenaknya bilang bahwa seharusnya aku tidak harus repot-repot bekerja.
"Udahlah, cari suami kaya aja. Buat apa sih kamu susah-susah kerja terus?"
Oh God, what should I do with that stereotype?
Sebagai seorang perempuan, aku sangat paham akan adanya stereotip mengenai kaum hawa. Bahwa perempuan itu tak sewajarnya terlalu direpotkan dengan pekerjaan. Bahwa perempuan itu tidak usah pusing-pusing sekolah setinggi-tingginya. Bahwa perempuan itu lebih tepat bila ditempatkan di rumah: dapur, sumur, kasur.
Tapi bagaimana dengan perempuan yang menyukai dirinya berdaya?
Seperti aku misalnya. Aku suka diriku yang berkarya dan berdaya. Aku bekerja di kantor, juga berprofesi sebagai bloger dan konten kreator di saat yang bersamaan. Aku suka traveling ke tempat-tempat baru, dan aku berniat untuk melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat pendidikan selanjutnya.
Aku suka melakukan berbagai kegiatan sebagai bentuk aktualisasi diriku. Bahwa aku ada, hidupku punya makna, dan aku pun berdaya.
Dan hari ini, di tanggal 8 Maret pada Hari Perempuan Sedunia, aku berharap stereotip negatif terhadap perempuan itu perlahan-lahan mulai terkikis.
Selamat merayakan Hari Perempuan Sedunia! ^^